Hari Ayah lahir
atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama
Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).
Acara tersebut
mendapat sambutan cukup baik dan mendapatkan sekitar 70 surat terbaik yang
kemudian dibukukan.
Beberapa surat terbaik
tersebut dibacakan oleh peserta yang terdiri dari anak-anak usia SD, SMP, SMA,
Mahasiswa serta umum.
Momen tersebut kian mengharukan
ketika anak-anak yatim piatu melakukan sungkeman pada ibu-ibu dari Panti Jompo.
Usai acara, panitia
penyelenggara dibuat terkejut dengan pertanyaan para peserta, ”Kapan diadakan
Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti
ikut lagi.”
Pertanyaan tersebut
menggugah hati untuk mencari tahu kapan Hari Ayah diperingati di
Indonesia. PPIP berusaha mencari informasi tentang hari ayah, hingga audiensi
ke DPRD kota Surakarta.
Mereka menanyakan
kapan hari ayah di Indonesia dan jika belum ada penetapan hari Ayah, bolehkan
seseorang atau lembaga menetapkan sebuah hari yang dijadikan sebagai Hari
Ayah.
Namun ketika itu PPIP
tak mendapatkan jawaban memuaskan.
Hingga akhirnya,
setelah melalui kajian yang cukup panjang, Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi
menggelar deklarasi Hari Ayah untuk Indonesia dan menetapkan
tanggal 12 November sebagai Peringatan Hari Ayah Nasional.
Deklarasi tersebut
digabung dengan hari kesehatan dengan semboyan “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat,
Papah Jaya”.
Pada hari dan jam yang
sama, deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, NTT.
Dalam deklarasi itu
juga diluncurkan buku Kenangan untuk Ayah yang berisi 100 surat anak Nusantara
yang diselesi dari SAyembara Menulis Surat untuk Ayah.
Usai deklarasi, mereka
mengirimkan buku tersebut dan piagam deklarasi Hari Ayah kepada
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta bupati di 4 penjuru Indonesia
yakni Sabang, Merauke, Sangir Talaud dan Pulau Rote.
Setelah itulah, setiap
tanggal 12 November masyarakat Indonesia mulai memperingati Hari Ayah Nasional.
Sekali lagi, selamat Hari Ayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar